Sejak kanak – kanak, saya sudah dikenalkan dengan istilah Gotong Royong. Bagaimana disebutkan bahwa gotong royong sudah menjadi budaya khas dari Indonesia. Lebih jauh dikatakan bahwa gotong royong sudah menjadi “jiwa” bagi Indonesia.

Terjemahan langsung dari gotong royong adalah mengangkat bersama – sama, karena “gotong” itu artinya mengangkat dan “royong” itu artinya bersama – sama. Secara umum gotong royong diartikan sebagai mengerjakan sesuatu secara bersama – sama.

Kalau disuruh untuk menyebutkan contoh penerapan gotong royong dalam kehidupan masyarakat Indonesia mungkin paling mudah adalah kerja bakti. Kalau dulu sih biasanya kerja bakti itu bapak – bapak bareng – bareng bersihin got biar ga mampet, trus ibu – ibunya bareng – bareng bikin panganan yang bisa disantap rame – rame. Itu sih ilustrasi yang paling sering ditemukan tentang kerja bakti.

Gotong royong ga cuma dalam hal kerja bakti aja. Tapi setiap kegiatan yang dilakukan bersama – sama dengan rasa sukarela dari setiap pribadi yang melakukannya bisa disebut sukarela. Saya sering mendengar juga cerita dari saudara di desa bahwa jika ada acara pernikahan itu biasanya dilakukan di rumah dan persiapannya dikerjakan bareng – bareng dibantu oleh tetangga sekitar. Dan tetangga itu ga dibayar dengan uang, tapi dibayar dengan “partisipasi” gotong royong saat si tetangga itu yang bikin hajatan.

Lalu, kira – kira gotong royong masih ada ga ya sekarang? Ya tentu masih ada. foto – foto di bawah ini mungkin bisa menjadi contoh bahwa gotong royong itu masih ada.

Sumber foto: WA group #SaveJatigede

Foto di atas adalah contoh gotong royong. Bahkan dalam foto itu kegiatannya memang sedang menggotong secara bersama – sama. Barang apakah yang digotong? percaya atau tidak itu adalah rumah warga yang digotong.

Kenapa mereka menggotong rumahnya? karena wilayah tempat asal rumah mereka sudah menjadi daerah genangan dari bendungan jatigede. jadi mau gamau ya mereka rame – rame memindahkan rumah mereka satu persatu ke tempat yang lebih tinggi. Bisa dilihat ya kegembiraan mereka setelah memindahkan rumah dan betapa terasanya kekeluargaan mereka saat beristirahat sambil menyantap makan bersama – sama.

Jadi apakah (jiwa) Indonesia masih ada? Tentu saja masih ada, bahkan di tempat yang secara administratif sudah dihapus keberadaannya dari negara ini karena Desa tersebut dianggap sudah tergenang oleh Bendungan Jatigede.

-bcl-